Milenial Perlu Uang Lebih Dari yang Dibayangkan

Milenial Perlu Uang Lebih Dari yang Dibayangkan

Oleh: Adrian Maulana

Generasi Milenial atau Generasi Y (lahir antara tahun 1980 dan 2000), menurut survey dikatakan cenderung punya pengeluaran hidup tinggi dan boros. Senang meeting di coffee shop dan hidupnya sangat bergantung pada gadget. Generasi X dan Baby Boomers cenderung tidak demikian. Waktu mulai berpenghasilan, prioritas generasi sebelumnya ini adalah punya rumah dan mobil. Sedangkan generasi milenial cenderung memprioritaskan sesuatu yang bisa segera dinikmati seperti traveling, fashion, lifestyle. Beli rumah dan kendaraan cenderung tidak menjadi prioritas. Kemajuan teknologi saat ini memudahkan orang beraktivitas menggunakan transportasi online dan transportasi publik yang semakin hari semakin baik fasilitasnya.

Survei Rumah123 bekerja sama dengan karir.com (2017) mengatakan di tahun 2020, hanya 5% kaum milenial sanggup membeli rumah di sekitar Jakarta.

Rata-rata kenaikan properti Indonesia mencapai 17%. Sedangkan kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) tidak sampai 10%. Saat ini harga rumah di daerah Bekasi (misalnya) yang berukuran 70 m² sudah di atas 1,2 Milyar. Berdasarkan house price to annual income ratio atau rasio harga rumah berbanding pendapatan pertahun, rumah yang sebaiknya dibeli maksimal tiga kali penghasilan tahunan (12x gaji, THR dan bonus). Misalnya ingin beli rumah 1 Milyar, kaum milenial harus punya penghasilan per tahun sekitar Rp330-350juta atau sekitar Rp23-25juta per bulan. Dikatakan hanya sekitar 4% kaum milenial yang memiliki gaji sebesar itu (Rumah123).

Setiap bulan kita pun punya pengeluaran rutin, seperti makan, transportasi, listrik, pulsa, uang sekolah anak, bayar keanggotaan pusat kebugaran, gaji asisten rumah tangga, bantu orang tua, hiburan, dan sebagainya. Ada 3 hal yang bisa dilakukan: berhemat, meningkatkan pendapatan atau gabungan keduanya.

Hidup kita bukan hanya hari ini, tapi bisa sampai puluhan tahun mendatang. Bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan di masa mendatang saat kita menua dan tidak lagi berpenghasilan? Saat waktu itu tiba kita harus memiliki sejumlah uang atau aset untuk menopang sisa hidup kita. Sudah saatnya kita menyisihkan sebagian pendapatan kita (minimal 10%) untuk bekal hidup di masa mendatang. Tempatkan dana tersebut di instrumen investasi legal yang mampu mengalahkan inflasi. Reksa dana saham yang dikelola manajer investasi profesional dan memiliki rekam jejak imbal hasil stabil merupakan pilihan yang baik ketimbang sekedar menaruh uang tersebut di tabungan. Ingat, sisihkan terlebih dahulu penghasilan kita buat investasi, bukan kalau ada sisa dari pengeluaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *